Pembangunan rumah ramah lingkungan atau eco-home perlu kita terapkan. Berdasarkan laporan dari United Nations Environtment Programme (UNEP) menyampaikan bahwa dunia saat ini mengalami suhu 1,1 derajat celcius lebih hangat jika kita bandingan dengan kondisi sebelumnya. Hal tersebut menandakan bahwa bumi saat ini sedang mengalami krisis pemanasan global. Untuk mengurangi dampak pemanasan global, menerapkan rumah ramah lingkungan bisa menjadi salah satu cara dalam menjaga bumi.
Apa itu rumah ramah lingkungan atau eco-home? Pada dasarnya, rumah ini merujuk pada hunian yang kita bangun dengan mengedepankan kelestarian lingkungan, penggunaan energi yang efisien, dan material yang tidak merusak alam sehingga mengurangi pemanasan global. Eco-home tidak hanya sekedar tampilan tapi juga mengharuskan pemiliknya untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
Seperti yang kita ketahui, penghasil sampah atau limbah terbanyak adalah rumah. Maka gaya hidup berkelanjutan bisa kita mulai dari rumah yang ramah terhadap lingkungan. Bagi kamu yang ingin memiliki rumah ramah lingkungan, terdapat beberapa ciri penting yang perlu kita terapkan. Apa saja ciri-cirinya? Simak pembahasan dari Uwitan berikut ini, ya!
Daftar isi
Material Rumah Ramah Lingkungan
Material menjadi hal utama dalam membuat rumah ramah lingkungan. Rumah ramah lingkungan memiliki ciri menggunakan bahan bangunan yang tidak merusak alam. Beberapa material berbahan alami yang biasa kita gunakan sebagai struktur bangunan rumah antara lain batu bata (pengganti semen), dinding kayu, bambu, tanah yang telah kita padatkan, atau memakai material lama yang sudah tidak terpakai.
Untuk penggunaan material lantai, kamu bisa menyesuaikannya dengan fungsi ruangan. Beberapa material lantai yang aman bagi lingkungan adalah kayu, bambu, keramik, marmer, dan granit.
Ruangan pada Rumah Ramah Lingkungan
Desain ruangan eco-home yang kita buat memiliki ruang terbuka atau konsep open plan. Biasanya banyak dinding yang kita hilangkan di dalam rumah. Karena itu, ruangan yang memiliki fungsi mirip biasanya kita gabungkan menjadi satu.
Pembangunan ruang terbuka akan mempermudah masuknya sirkulasi cahaya matahari dan udara ke dalam ruangan-ruangan. Terkait dengan pencahayaan, rumah biasanya menggunakan jendela yang besar; dan menyesuaikan dengan ukuran dinding bangunan serta lantai yang membutuhkan cahaya. Konsep ruang terbuka biasanya akan menghemat biaya konstruksi.
Ventilasi di Rumah
Biasanya untuk memaksimalkan masuknya sirkulasi udara, ventilasi yang cukup besar dan banyak sering kita temukan di eco-home. Penggunaan ventilasi dapat membantu sirkulasi udara dari luar ruangan ke dalam rumah. Ventilasi yang banyak akan memudahkan perputaran keluar masuknya udara sejuk dan udara panas.
Dengan adanya banyak ventilasi, ruangan akan terasa tidak pengap dan lebih sejuk. Penggunaan AC juga bisa kita kurangi. Biaya pemakaian listrik juga akan lebih hemat.
Area Terbuka Hijau di Rumah
Ciri penting lainnya adalah adanya area terbuka hijau di rumah. Untuk memenuhi standar eco-home, beberapa persen dari total lahan harus kita jadikan area terbuka hijau yang akan kita tanami oleh berbagai tumbuhan. Jika tidak memungkinkan, area terbuka hijau dapat kita bangun juga di atap rumah, seperti rooftop garden atau vertical garden.
Area terbuka hijau menjadi solusi untuk membantu menyejukkan area sekitar rumah, Rumah yang memiliki area terbuka hijau dapat memperbaiki kualitas udara di sekitar rumah, mengurangi polusi, dan mem-filter debu. Selain itu, secara psikologis, area terbuka hijau juga dapat membuatmu lebih tenang dan rileks secara pikiran. Setiap pagi kamu bisa memanjakan inderamu dengan memandangi tumbuhan hijau di sekitar, menghirup udara segar, dan mendegar suara gesekan daun.
Penggunaan Furniture Kayu di Rumah Ramah Lingkungan
Banyak orang yang memiliki anggapan bahwa menggunakan furniture kayu mendukung deforestasi dan eskploitasi hutan. Padahal jika Teman Uwitan mau menelusuri lebih jauh, furniture kayu adalah salah satu furniture yang ramah lingkungan, lho.
Bahan kayu tersebut memiliki kandungan jumlah energi yang rendah. Bisa kita katakan kayu merupakan material alami yang tidak menyebabkan emisi kimia ke lingkungan. Tidak seperti bahan bangunan lainnya seperti besi atau baja. Selain itu, limbah kayu juga bisa kita manfaatkan ulang untuk berbagai macam furniture dan bahan material lainnya.
Konsep Hidup Berkelanjutan di Rumah Ramah Lingkungan
Seperti yang sudah kita sebutkan di awal, tinggal dalam rumah eco-home tidak hanya sekedar tampilan tapi gaya hidup pemiliknya juga. Konsep hidup berkelanjutan atau sustainable living jadi kebiasaan pemiliknya dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhana, sustainable living adalah gaya hidup yang mengarah pada kepedulian terhadap lingkungan. Sebagai contoh, sustainable living di rumah dapat diterapkan dalam kegiatan memilah sampah rumah tangga sesuai jenisnya (sampah organik dan anorganik) atau melakukan kegiatan recycle barang bekas yang ada di rumah.
Selain itu, rumah juga harus memiliki pengelolaan limbah sendiri. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menyediakan tempat penampungan yang tertutup untuk sampah rumah tangga untuk mencegah bau kurang enak menyebar. Tempat penampungan sampah dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Kemudian, sampah tersebut dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kompos organik.
Nah, itulah beberapa ciri dari rumah ramah lingkungan. Apakah hunianmu saat ini sudah tergolong rumah ramah lingkungan? Jika belum, ciri apa yang akan kamu coba terapkan di rumahmu? Yuk, tulis komentarmu di kolom komentar di bawah.