Belum ke Bali jika Belum Membeli Kaos Barong

Saat berlibur ke Pulau Bali, apakah kamu menyempatkan diri untuk membeli kaos barong? Rasanya kurang lengkap jika ke Bali namun tidak membeli kaos barong yang dominan dijual di pusat-pusat perbelanjaan oleh-oleh Bali. Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa kaos ini bisa dijual di banyak tempat? Ternyata kisah barong memiliki kisah yang tertulis di sebuah lontar di …

Continue reading →

Tjong A Fie: Sang Dermawan yang Membentuk Wajah Medan

Medan adalah salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tempat tinggal bagi banyak etnis mulai dari Melayu, Batak dengan enam etnisnya (Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Angkola, Mandailing), Minang, Jawa, Aceh, Sunda, Gayo, Bali, Arab, Tamil, dan Tionghoa. Masyarakat lokal dan pendatang bersama-sama membangun kota Medan hingga hari ini. Jika berbicara tentang Tionghoa, maka masyarakat …

Continue reading →

Boraspati: Ornamen yang Mampu Memberi Perlindungan

Kehidupan manusia tidak lepas dari alam. Air, tanah, binatang, dan tumbuhan menjadi unsur bagian penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Unsur-unsur tersebut bahkan hadir di banyak kepercayaan masyarakat di Nusantara. Jenis-jenis binatang tertentu seringkali dituangkan dalam ekspresi religi maupun seni, salah satunya adalah binatang melata seperti cicak/kadal/biawak. Menurut R.P. Soejono yaitu seorang bapak arkeolog yang berperan …

Continue reading →

Lasem: Tiongkok Kecil di Pantai Utara Jawa

Pada masa Kerajaan Majapahit, Lasem yang terletak di Kabupaten Rembang adalah sebuah wilayah yang subur dan makmur. Lasem menjadi salah satu pintu masuk utama banyaknya pedagang luar yang masuk ke Pulau Jawa. Sejak abad ke-17, pedagang Tiongkok mendominasi Lasem di bidang perdagangan. Pedagang kaya dari Cina banyak mendiami pesisir Lasem lalu hadir berbagai bangunan dengan …

Continue reading →

Bening Aban: Gendongan Bayi Pelindung dari Roh Jahat

Bening aban adalah alat gendongan bayi yang digunakan oleh masyarakat suku Dayak, Kalimantan yang memiliki ornamen yang dipercaya untuk melindungi bayi dari roh jahat. Alat ini digunakan oleh bayi yang berusia 6 bulan hingga sekitar 1,5 tahun. Bening aban cukup membantu orang tua bayi karena selain untuk menggendong bayi, para orang tua juga tetap bisa …

Continue reading →

Warisan Megalitik di Hilisimaetano, Pulau Nias yang Telah Terkikis

Hilisimaetano adalah salah satu desa adat di selatan Pulau Nias yang masih memiliki warisan peninggalan megalitikum. Jika masyarakat Indonesia sudah akrab dengan lompat batu, maka kita akan mencoba melihat sisi lain yang belum banyak dilihat oleh masyarakat Indonesia yaitu kursi batu yang bentuknya unik karena menunjukkan adanya makna atau simbol-simbol status sosial.  Hari ini mungkin …

Continue reading →

Zoetmulder: Pastor Belanda yang Mengagumi Studi Jawa Kuno

Petrus Josephus Zoetmulder S.J lahir di keluarga yang sangat taat dengan ajaran Katolik pada 29 Januari 1906 di Utrecht, Belanda. Sejak kecil ia sudah berniat untuk mengabdikan diri menjadi pastor. Selain menekuni pelajaran agama, Zoetmulder sangat memiliki ketertarikan yang kuat terhadap ilmu bahasa, sejarah, dan tata negara. Untuk memperdalam minatnya dalam ilmu agama, ia mengikuti …

Continue reading →

Kekayaan Ukiran Minangkabau yang Menghiasi Istana Pagaruyung

Bagi kamu yang sedang merencanakan wisata ke Sumatera Barat, Istana Pagaruyung tidak bisa dilewatkan karena objek wisata ini memiliki landscape view yang menarik untuk dinikmati. Kekayaan nilai pengetahuan di dalamnya juga sayang untuk dilewatkan karena istana yang memiliki tiga lantai ini memiliki banyak peninggalan yang bisa dijadikan sumber belajar terutama dalam memahami kebudayaan Minangkabau. Replika …

Continue reading →

Rampogan Jawa: Tradisi Jawa yang Dilarang Pemerintah Belanda

“Gladiator” ala Jawa Pernah menonton atau mendengar film ‘Gladiator’? Nah sekilas tradisi Rampogan Jawa mirip dengan gladiator di Kekaisaran Romawi. Tradisi rampogan sudah ada sejak abad ke-17 hingga ke-19 dan diperkirakan berkembang di zaman Kerajaan Mataram Islam. Pertunjukan adu harimau dengan hewan lainnya seperti harimau atau kerbau ini digelar di dua kerajaan yaitu Kesultanan Yogyakarta …

Continue reading →

Sop Senerek: Kuliner Belanda yang Masih Eksis di Magelang

Bila sedang ke Magelang, kamu perlu mencoba kuliner sop senerek. Sop ini terdiri dari kacang merah, wortel, bayam, daun bawang, daging sapi, dan tambahan aneka rempah kemudian dihidangkan dengan kuah bening yang rasanya unik dan tidak berlemak. Tentunya kuliner ini bisa dikategorikan sebagai makanan yang sehat. Kuliner ini sudah berkembang sejak Indonesia berada di bawah …

Continue reading →