Zoetmulder: Pastor Belanda yang Mengagumi Studi Jawa Kuno

Petrus Josephus Zoetmulder S.J lahir di keluarga yang sangat taat dengan ajaran Katolik pada 29 Januari 1906 di Utrecht, Belanda. Sejak kecil ia sudah berniat untuk mengabdikan diri menjadi pastor. Selain menekuni pelajaran agama, Zoetmulder sangat memiliki ketertarikan yang kuat terhadap ilmu bahasa, sejarah, dan tata negara. Untuk memperdalam minatnya dalam ilmu agama, ia mengikuti pendidikan awal calon imam Yesuit di Novisiat Serikat Yesus. Selama di novisiat, ia dibimbing oleh Pater J. Willekens sebagai pembimbing rohani. Willekens-lah yang mengusulkan Zoetmulder untuk melanjutkan misinya sebagai misionaris di Hindia Belanda tepatnya di Jawa. Berdasarkan ketertarikan Zoetmulder terhadap ilmu bahasa, Willekens meminta Zoetmulder untuk mempersiapkan diri dalam hal mempelajari studi Jawa mulai dari bahasa, sejarah, dan filsafat. Sebelum berangkat ke Jawa, Willekens dan Zoetmulder mengontak Prof. Berg, seorang profesor yang meneliti budaya Jawa, untuk membimbing Zoetmulder dalam mempelajari studi Jawa Kuno. Tahun 1925 Zoetmulder memulai misinya dan studi lanjut di Jawa.

Sosok Pastor yang Dekat dengan Masyarakat Jawa

Zoetmulder adalah sosok pembelajar yang juga dekat dengan masyarakat. Selain belajar filsafat, ia juga mengajar agama di desa-desa sekitar Yogyakarta. Masyarakat desa sangat menyukainya karena kepribadian Zoetmulder yang ramah sekaligus sangat fasih berbahasa Jawa. Tidak berhenti di pendidikan agama, ia bahkan belajar langsung kepada warga bagaimana caranya memahami tembang Jawa. Di samping kesibukannya, Zoetmulder juga mengajar bahasa Latin dan Yunani di Sekolah Menengah Seminari Kotabaru. Proses mengajar di seminari hanya dua tahun karena ia harus kembali ke Leiden. Setelah ia kembali dari Leiden, ia sempat diminta untuk mengajar di Fakultas Sastra UI Jakarta akan tetapi ia lebih suka dan memilih untuk tinggal di Yogyakarta.

Peran Zoetmulder Bagi Fakultas Sastra UGM

Nama Zoetmulder tentu tidak bisa lepas dari sejarah berdirinya Fakultas Sastra UGM. Pada 17 Februari 1946 didirikan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dengan dibentuknya Fakultas Hukum dan Ekonomi serta Fakultas Sastra, Filsafat, dan Kebudayaan. Pada 1951 Fakultas Sastra dan Filsafat diresmikan menjadi Fakultas Sastra, Pedagogik, dan Filsafat. Kepengurusan fakultas dipimpin oleh Drs. Abdullah Sigit dan tenaga dosennya yaitu Dr. M. Prijohutomo dan Prof. P.J. Zoetmulder. Sejak 1951, ia juga aktif sebagai dosen bahasa Indonesia dan Jawa serta memberikan pengajaran pada kelas bahasa Sanskerta. 

Bagi Zoetmulder, ilmu dapat dipelajari oleh siapapun termasuk studi Jawa Kuno. Ia pernah menghadapi mahasiswa luar Jawa yang kesulitan belajar Jawa Kuno akan tetapi Zoetmulder memberikan penguatan kepada mahasiswanya bahwa ia sendiri yang lahir di Belanda tetap mampu mempelajari Jawa Kuno. Menurut Zoetmulder, Indonesia sejak dahulu telah memiliki ilmu pengetahuan kesenian yang tinggi. Karya-karya Jawa Kuno sudah memiliki nilai religius yang tinggi dalam hal memandang pengetahuan tentang alam dan semesta. Hal ini sudah tampak pada karya monumen Candi Borobudur, Kalasan, dan Prambanan. Menurutnya karya-karya agung tersebut menjadi gambaran bahwa Indonesia memiliki cita rasa keindahan yang sangat tinggi. Hal ini yang memotivasinya untuk terus belajar kebudayaan Indonesia. Jasa-jasa Zoetmulder bagi perkembangan studi Jawa Kuno tidak akan lekang oleh waktu bahkan ia menghabiskan hidupnya di tanah Jawa hingga 8 Juli 1995 dalam usia 89 tahun dan dimakamkan di Muntilan, Kabupaten Magelang. Berkat pengabdiannya terhadap studi sastra dan bahasa Jawa, ia mendapatkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma oleh Joko Widodo pada 13 Agustus 2015.

 

Referensi:

Suratmin, Drs. (1983/1984). Prof. Dr. Petrus Josephus Zoetmulder SJ Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. 

Raditya, Iswara N. (2017). Profesor Asli Belanda Berhati Jawa. Diakses pada 11 Januari 2025 dari https://tirto.id/profesor-asli-belanda-berhati-jawa-csda 

Tempo. (2019). Mengenang Zoetmulder. Diakses pada 11 Januari 2025 dari https://www.tempo.co/arsip/mengenang-zoetmulder-871175

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *