Dalam pembuatan furniture, selain bahan, desain dan trend, ada satu hal yang sangat krusial yaitu ergonomi. Sebelum jauh membicarakan tentang ergonomi, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu ergonomi. Menurut Wignjosoebroto S, ergonomi adalah ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut yang lebih baik yaitu mencapai tujuan yang kamu inginkan melalui suatu pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan nyaman.
Ada dua hal yang dapat di petik dari pengertian tersebut, yaitu manusia dan nyaman. Faktor ergonomis sejatinya memang berkenaan dengan kenyamanan manusia ketika beraktivitas. Faktor ergonomis ini sifatnya sangat universal, tidak hanya dari furniture tapi juga tentang rumah, kendaraan dan barang-barang lain yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
Daftar isi
Furniture Ergonomi
Karena ergonomi sangat berkaitan erat dengan manusia, maka dalam pembuatan furniture, penting bagi produsen untuk mengetahui postur tubuh manusia terutama postur tubuh manusia di mana produk tersebut akan di pasarkan. Akan terlihat perbedaan yang signifikan pada furniture yang di pasarkan di dalam negeri dan di luar negeri seperti Eropa dan Amerika. Hal ini karena postur tubuh orang Asia berbeda dengan orang Amerika atau Eropa. Sangat jelas terlihat ketika kita melihat banyak foreign tourist punya badan yang tinggi dan besar. Nah dari sini akan terlihat jelas kalau standar ergonomi furniture dan home living jelas berbeda dengan orang Asia yang rata-rata punya postur tubuh pendek dan kecil.
Seperti yang tadi sudah kita bahas kalau faktor ergonomi sifatnya universal atau umum, maka tidak hanya furniture tertentu saja yang harus memenuhinya. Semua jenis furniture harus memenuhi standar ergonomi mulai dari yang nanti penggunaannya oleh bayi hingga orang dewasa. Apalagi pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Ketika mereka duduk di set meja kursi yang tidak nyaman karena terlalu rendah atau terlalu tinggi. Maka hal ini akan berpengaruh ke pertumbuhan tulang belakang yang mengakibatkan kelainan tulang seperti skoliosis, lordosis dan kifosis. Ketiga kelainan tersebut karena posisi yang salah ketika duduk karena furniture yang tidak memenuhi standar ergonomi manusia. Ketiga kelainan tulang tersebut merupakan dampak jangka panjang. Untuk dampak jangka pendek karena furniture yang asal bikin dan asal jadi, biasanya orang akan mengalami nyeri sendi dan pegal. Kalau sudah begini, orang akan cenderung malas untuk beraktivitas seperti bekerja atau belajar karena fasilitas yang tidak nyaman. Jadi selalu perhatikan semua aspek dalam furniture sebelum membeli ya!
REBA dan RULA
Dalam menentukan standar ergonomi dari sebuah furniture, terdapat dua metode yang populer dengan nama REBA dan RULA. Kepanjangan dari REBA adalah Rapid Entire Body Assesment dan kepanjangan dari RULA adalah Rapid Upper Limb Assesment. Meskipun beriringan, dua metode ini menganalisa hal yang berbeda. REBA merupakan metode yang menganalisa pekerjaan berdasarkan posisi tubuh dan RULA menganalisa gangguan pada tubuh bagian atas saat melakukan pekerjaan. Dua metode ini punya beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Apa itu REBA dalam faktor ergonomi?
Yang pertama kita akan membahas tentang REBA terlebih dahulu. Dalam proses menganalisa, REBA (Rapid Entire Body Assesment) punya proses analisa yang lebih kompleks karena REBA berguna untuk meneliti seluruh tubuh manusia ketika menggunakan furniture tersebut ketika bekerja. Karena lebih kompleks, REBA punya tingkat kesulitan di atas RULA. Bagian tubuh manusia yang akan kamu analisa menggunakan metode REBA adalah batang tubuh, leher, kaki, lengan bawah, dan pergelangan tangan.
Apa itu RULA dalam faktor ergonomi?
Selanjutnya adalah metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment), metode analisa ini lebih sederhana dari REBA karena RULA hanya menganalisa tubuh bagian atas yang seperti leher, punggung dan lengan atas yang menjadi faktor risiko dalam menggunakan furniture untuk beraktivitas sehari-hari.
Dari ulasan di atas, sangat jelas kalau standar ergonomi yang meliputi RULA dan REBA sangat penting untuk kamu perhatikan karena menyangkut bagian-bagian tubuh manusia, jika produsen dan desainer tidak memperhatikan hal ini dengan serius maka akan ada banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan karena fasilitas yang menunjang aktivitas sehari-hari tidak memenuhi standar kenyamanan.
Dalam hasil perhitungannya, skala nilai RULA dan REBA adalah 1-9+. Sebuah furniture memenuhi standar ergonomis apabila nilai RULA dan REBA berada dalam skala 1-5.
Bagaimana cara menghitungnya?
Jika kamu ambil contoh tentang ergonomi di ruang makan. Dalam seperangkat meja makan, terdapat meja dan kursi yang kamu gunakan untuk menunjang aktivitas di ruang makan. Berbagai macam meja dan kursi makan pun dijual di pasaran. Sebuah stool dengan tinggi 45 cm, dianalisa dengan metode RULA dan REBA dan menghasilkan nilai RULA 3 dsn REBA 4. Stool dengan ukuran dan skala ini akan nyaman digunakan juga dipasangkan dengan meja makan dengan tinggi 75 cm dan menghasilkan nilai RULA 4 dan REBA 4.
Lain lagi dengan stool yang mempunyai tinggi 60 cm. Stool ini dianalisa dengan metode RULA REBA dan menghasilkan nilai RULA 4 dan REBA 5. Stool dengan ukuran tinggi 60 cm akan memenuhi faktor ergonomi jika dipasangkan dengan meja makan yang mempunyai tinggi 90 cm dan punya nilai RULA 3 dan REBA 3.
Jadi begitulah cara untuk menentukan standar ergonomi dari furniture dengan metode RULA dan REBA. Kesehatan jasmani ternyata tidak hanya soal makanan, tapi juga tentang perabot yang ada di rumahmu.