Lasem: Tiongkok Kecil di Pantai Utara Jawa

Pada masa Kerajaan Majapahit, Lasem yang terletak di Kabupaten Rembang adalah sebuah wilayah yang subur dan makmur. Lasem menjadi salah satu pintu masuk utama banyaknya pedagang luar yang masuk ke Pulau Jawa. Sejak abad ke-17, pedagang Tiongkok mendominasi Lasem di bidang perdagangan. Pedagang kaya dari Cina banyak mendiami pesisir Lasem lalu hadir berbagai bangunan dengan arsitektur Cina sehingga Lasem disebut sebagai Tiongkok Kecil. Pedagang Cina mampu mendominasi saudagar dari belahan Asia lainnya seperti Arab dan India. 

Jika kamu sedang berada di Lasem atau memiliki rencana ke Lasem, terdapat beberapa objek wisata yang dapat kamu kunjungi untuk menikmati Tiongkok Kecil. Salah duanya adalah Homestay Tiongkok Kecil Heritage dan Klenteng Gio Yong Bio.

Homestay Tiongkok Kecil Heritage

Untuk semakin merasakan suasana Tiongkok Kecil, saat berlibur ke Lasem kamu dapat menuju lokasi ini. Homestay ini masih mempertahankan bangunan lawas bergaya Hindia Belanda-China yang klasik. Ornamental Tionghoa mulai dari lampion, patung dewa-dewi, ukiran kayu tokoh-tokoh Tiongkok akan kamu temui saat mengunjungi bangunan yang telah ada sejak tahun 1800-an ini. Homestay ini juga kerap disebut sebagai rumah merah karena corak warnanya yang didominasi oleh warna merah. Fasilitas seperti wifi, lahan parkir yang cukup luas, shower, hot water, dan AC telah disediakan di homestay ini sehingga semakin menambah kenyamanan saat menginap. Lokasinya juga cukup strategis karena berada di kawasan pecinan sehingga kamu dapat sekaligus mengunjungi objek yang lainnya mulai dari Klenteng Poo An Bio, Pondok Gus Zam, Rumah Oei, Museum Nyah Lasem, dan Batik Pusaka Beruang.

Klenteng Gio Yong Bio

Di sini kita bisa melihat terdapat altar khusus untuk Raden Panji Margono yaitu seorang tokoh masyarakat muslim Lasem yang memiliki peran penting pada masa perjuangan melawan penjajahan VOC. Raden Mas Panji Margono bersama Mayor Oei Ing Kiat dan Tan Kie Wie adalah tiga serangkai dan merupakan pendekar kungfu. Tiga serangkai yang dipimpin oleh Raden Panji Margono mampu melibatkan warga Cina untuk melawan VOC sekitar 1743-1750 yang menindas masyarakat Lasem dan melakukan monopoli usaha dagang. Perlawanan terjadi di daratan dan laut Jawa utara mulai dari Lasem, Pati, dan Jepara. Mereka bertiga dianggap pahlawan oleh warga pribumi dan non pribumi Lasem. Berkat jasanya, mereka menjadi orang-orang yang dimuliakan (kongco) sehingga monumen dibangun untuk menghormati mereka. Kelenteng ini cukup menarik karena jarang sekali ada kelenteng yang didirikan untuk menghormati kongco pribumi.

 

Referensi:

Riyanto, Sugeng dkk. (2020). Lasem Dalam Rona Sejarah Nusantara Sebuah Kajian Arkeologis. Yogyakarta: Balai Arkeologi Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta.

Kusdiwanggo, Susilo dkk. (2021). Arsitektur Lasem yang Berjaya dan Runtuh. Yogyakarta: Penerbit Pohon Cahaya. 

Nurhajarini, Dwi Ratna. (2015). Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *